Sabtu, 17 Juli 2021

LTP DALAM PERBEDAAN PERSPEKTIF LEMBAGA DAN FORUM (2)

Dalam tulisan sebelumnya kita telah membahas tentang perbedaan Lembaga dan Forum secara harafiah, diharapkan tulisan tersebut dapat sedikit memberikan pemahaman bagi saya khususnya dan semoga bagi sahabat Lembaga Transformasi Papua (LTP) secara umum. Lalu bagaimana peran dan fungsi LTP sebagai organisasi sesuai visi dan misi seperti yang sudah disepakati oleh para pendiri LTP yang kemudian tertuang dalam AD/ART organisasi? Selaku pribadi dan wakil ketua umum LTP serta selaku salah satu pendiri organisasi ini, ijinkanlah saya membagikan beberapa pandangan pribadi dalam tulisan ini, mohon kiranya ada masukan dan koreksi dari para pembaca khususnya sahabat LTP guna memberikan manfaat bagi kita semua. 

Di akhir tulisan bagian pertama dimunculkan pertanyaan tentang bagaimana LTP dapat memainkan perannya, apakah sebagai lembaga atau forum?, tentu saja, kita akan menjawab: sebagai lembaga. Karena lembaga dapat mengadakan diskusi dalam forum internal seperti diskusi dalam grup medsos (whatsapp) ini. Lalu kenapa muncul istilah forum? Tentu saja karena “forum” sempat kita gunakan sebagai nama perkumpulan ini (FTP). Singkat kata, kita memainkan kedua peran tersebut. Sayangnya, forum dalam organisasi ini bergulir apa adanya seperti gelombang di laut yang tidak bisa kita bendung atau arahkan. Peran organisasi dalam forum ini menjadi bias.

Dalam forum grup medsos LTP, ucapan selamat atau duka cita, kata-kata bijak, siraman rohani, pendapat, informasi baru dan juga perbedaan pendapat dan lain sebagainya menjadi hal yang biasa kita baca, bahkan mulai dari bangun tidur sampai dengan mau tidur lagi. Hari-hari kita dipenuhi oleh berbagai informasi bahkan informasi yang tidak relevan dengan eksistensi LTP sebagai organisasi sekalipun. Tetapi baiknya adalah bahwa ditengah komunikasi seperti itupun selalu saja muncul pendapat yang menyejukan dan membuat perbedaan pendapat menjadi reda dengan pemahaman “kita sesama saudara”. Sebagai organisasi, LTP berupaya mengarahkan komunikasi dalam forum diskusi medsos ini, misalnya ketua LTP dan pengurus memberikan himbauan agar konten diskusi pada hari minggu dibatasi khusus untuk hal-hal yang bersifat kerohanian. Itupun masih banyak sahabat LTP yang tidak menghiraukannya sehingga dengan terpaksa dikeluarkan dari grup untuk sementara waktu.

Mungkin saja, ada sahabat LTP yang membaca tulisan diatas dan bertanya dalam hati, apakah kita tidak boleh bebas berbicara? Atau “lho, ini negara demokrasi?” atau “ini adalah hak berpendapat, kita bebas” dan lain sebagainya. Kebebasan berpendapat dalam forum LTP menjadi salah satu warna dalam komunikasi sahabat LTP. Kebebasan berpendapat membuat semakin banyak pendapat yang muncul dan semakin mendalam sebuah ide yang digulirkan. Semoga dengan banyaknya diskusi seperti ini akan memberikan manfaat bagi setiap pembacanya khususnya dalam forum medsos LTP. Tetapi yang diharapkan bahwa selain narasi-narasi yang muncul dalam forum diskusi medsos LTP sebaiknya kita juga memperhatikan peran dan fungsi organisasi LTP.

Setahu saya, organisasi adalah wadah dari sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu yang sistematis terpimpin dan terkendali, terencana dan rasional yang mengoptimalkan segala sumberdaya dari berbagai potensi yang ada, dengan demikian organisasi tidaklah hanya dibangun oleh pengurus tetapi juga membutuhkan partisipasi dari seluruh anggotanya. LTP saat ini memang sudah melakukan berbagai hal organisatoris dan kegiatan insidentil yang merupakan respon LTP terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di tanah Papua atau tentang Papua.

Khusus terkait langkah responsive yang dilakukan, LTP selalu mendapat tanggapan dan hasil yang positif. Tetapi sebenarnya yang dibutuhkan oleh LTP sebagai organisasi adalah partisipasi seluruh anggota atau simpatisan LTP. Peran serta seluruh sahabat LTP akan membangun kepercayaan diri sendiri (sebagai organisasi) dan lingkungan yang mendapatkan dampak positif dari eksistensi LTP. Kita jangan hanya senang membahas hal-hal diluar LTP dan kemudian membayangkan bahwa LTP sebagai organisasi akan bisa berjalan sendiri tanpa perlu kita urus. Tidak saudaraku, kita bersamalah yang membangun organisasi ini, bukan hanya pengurus LTP. Kita semua adalah pemilik organisasi ini.

Kitalah yang memilih untuk menjadikan forum diskusi medsos (whatsapp) sebagai sarana komunikasi sekaligus media ide bagi organisasi atau hanya tempat diskusi serta berdebat untuk menunjukkan kebenaran sendiri atau hanya untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Pada kesempatan ini saya menghimbau untuk mari kita sama-sama membangun LTP sebagai organisasi (lembaga) bukan hanya forum diskusi medsos (whatsapp) semata.

Sambil melangkah pada pikiran bagaimana transformasi orang asli Papua secara rohani, membangun Papua, memberi manfaat bagi Papua ataupun mengelola semua masalah yang ada terkait masalah kepapuaan, LTP juga perlu membangun dirinya. Perlu saya informasikan bahwa jumlah anggota LTP belumlah sebanyak jumlah anggota yang bergabung pada medsos (whatsapp) LTP. Ini adalah tantangan kita bersama. Saya menghimbau mari saudaraku sahabat LTP dapat mendaftarkan diri sebagai anggota LTP melalui blog lembagatransformasipapua.blogspot.com atau pada link disini.

Kita berharap LTP tidak sekedar menjadi organisasi dengan asumsi jumlah anggota saja atau hanya ada pengurus organisasi saja tetapi kita lebih dari itu. LTP sudah mempunyai AD/ART organisasi, LTP juga mempunyai kantor secara fisik, LTP mempunyai karyawan, mempunyai seragam LTP, mempunyai lambang dan bendera organisasi, mempunyai lagu (mars) LTP dan lain sebagainya yang seharusnya dimiliki oleh sebuah organisasi. Saudaraku, walapun demikian masih ada tantangan untuk kita hadapi bersama dalam membangun organisasi ini secara internal khususnya keanggotaan LTP. Sekali lagi bagi saudaraku yang merasa bahwa kita bisa berkontribusi membangun Papua dan kepapuaan melalui organisasi ini kiranya dapat memberikan waktu dan perhatiannya untuk berpartisipasi. Partisipasi awal yaitu dengan mendaftarkan diri secara langsung disini

Lalu apakah selama ini belum ada daftar keanggotaan LTP?

Jawabannya adalah: sudah ada. Perlu dilaporkan kepada saudaraku sekalian bahwa pendaftaran awal tidak semuanya dilakukan oleh calon anggota tetapi di”daftar”kan oleh panitia yang diambil dari data keterangan hadir (daftar hadir) atau oleh pengurus dari daftar peserta grup medsos. Selain itu dengan berjalannya waktu dan dinamika yang ada maka jumlah “anggota” LTP mengalami perubahan. Hal ini tentunya bukanlah sesuatu yang diinginkan dalam membangun oragnisasi yang kuat. Yang dibutuhkan adalah komitmen seseorang yang diawali dengan mendaftarkan diri secara iklas dan sadar untuk menjadi anggota LTP, karena sebagai anggota LTP sudah barang tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai AD/ART lembaga.

Demkianlah saudaraku, sahabat LTP sedikit pandangan saya, semoga kita bisa membangun organisasi ini semakin maju. Saya yakin dengan ketekunan dan semangat serta pertolongan Tuhan kita akan bisa membangun Papua yang bertransformasi melalui peran kita masing-masing serta peran LTP sebagai organisasi.

Sekian

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar