JAKARTA__8 Maret 2020,
Ibadah rutin bulanan Lembaga Transformasi Papua (LTP) diadakan di Sekretariat LTP, Jl. Saabun Kampung Melayu Jakarta Timur. Ibadah dimulai pada jam 17.45 WIB - selesai.
Tema ibadah bulanan kali ini agak berbeda dari sebelumnya, yaitu : "Sharing Life."
Di bawah tema tadi, melibatkan para pembicara:
1. Yance Hendrik Udam (Ketua Umum Gercin)
2. Team Yayasan Bejana (dr. Ermond Analau, Harun Mandabayan dan Pdt.Max Lawatala).
Yance Hendrik Udam sebagai pembicara pertama, mengutip Ayat Alkitab dan merangkumnya dari 1 Samuel pasal 1 sampai pasal 17 sebagai pokok pijakan renungan. Dalam pasal tadi, ada tiga tokoh ternama, yang terlibat dalam proses sejarah umat Israel dan memainkan peranan masing-masing sebagai Alat Tuhan.
Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Yance H.Udam:
1. Saul, sebagai raja pertama, yang dipilih oleh Allah untuk menjadi pemimpin umat Israel. Namun Saul gagal menunjukkan wibawa Allah dan Kebesaran Allah di hadapan bangsa Filistin di bawah Komando Goliat, yang hendak menyerbu umat Israel. Karena Saul tidak teguh dan optimis terhadap imannya. Dengan demikian, hampir Saul mempermalukan Allah secara fatal di hadapan bangsa Filistin yang tidak mengenal Allah.
2.Allah mengutus Nabi Samuel untuk mengurapi pemuda yang bernama Daud sebagai raja (pemimpin) masa depan umat Israel. Samuel, memainkan peranannya sebagai Nabi (penyambung Lidah Allah) bagi umat Israel secara konsisten hingga menutup usianya.
3. Dalam sepanjang kepemimpinan Daud, ia berhasil memenangkan segala pertempuran dengan musuh-musuhnya, termasuk mengalahkan Goliat; memperkukuh kerajaan Israel sebagai umat pilihan Allah. Dengan demikian, Daud berhasil menunjukkan di hadapan bangsa-bangsa lain, bahwa "siapa Allah Yang Benar," yang patut disembah sebagai Allah di dalam Roh dan Kebenaran. Yang olehnya, umat Israel menjadi satu bangsa, yang dikagumi dunia sebagaimana Allah memilih dan menetapkan sebagai "Alat dan Tiang Penopang" bagi dunia.
Dalam kehidupan sebagai individu, berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa, banyak tembok Goliat-Goliat yang kita harus runtuhkan dan kalahkan dengan "kekuatan iman yang besar," kata Udam.
Para muda-mudi Papua harus bisa keluar dari setiap konflik berkepentingan yang sedang menghancurkan masa depan Papua. Ubah mindset, ubah cara pandang (miliki hikmat Allah) dan menyikapi segala persoalan dari perspektif Allah. Dengan demikian, para generasi Papua mampu menjadi dan hadir sebagai agen transformasi Papua secara total; yang olehnya Papua satu bangsa yang dikagumi dan menjadi berkat bagi dunia, lanjut Udam.
Pdt. Max Lawatala mengatakan, bahwa hanya dengan sebuah "Kartapel," Daud mampu merubuhkan tempok raksasa yang bernama Goliat. Artinya, "Kartapel" berbicara tentang satu "keahlian," yang membentuk kemampuan Daud melalui kebiasaan sehari-hari (bukan sesuatu yang asing), sehingga Allah memakai keahlian Daud (Kartapel) sebagai Alat untuk menyatakan Kebesaran-Nya. Oleh karena itu, maksimalkan kemampuan yang Tuhan berikan kepada setiap kita, agar melaluinya Allah memakainya sebagai instrumen-Nya untuk transformasi Papua (kemaslahatan umat) dan kemuliaan dan keagungan Allah.
Mandabayan selaku Secretary of Foundation mengatakan, kami hanya berjuang untuk menyelamatkan sejarah sakral ini (sejarah pekabaran Injil Kristus di Mansinam -Tanah Papua), agar generasi Papua tidak kehilangan kekayaan bernilai kekal ini. Kami telah memiliki dan membungkus kekayaan ini di dalam Hak Cipta (Legal Standing).
Dr. Emond Analau selaku Operations Director mengatakan, "Film Mansinam" ini akan diproduksi oleh produser dari Luar Negeri (bertaraf Internasional), dengan target berdurasi dua jam lebih. Hasil peluncurannya akan ditonton di seluruh dunia. Dengan demikian, dapat memungkinkan Mansinam-Papua akan memiliki nilai jual tinggi sebagai wisata rohani bertaraf internasional.
Reporter: Ikanius Waker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar